BREAKING

Uncategorized

Konsistensi Antar Pemanjat Kiromal Raih Emas Pertama di Tengah Badai

DENVER, SENIN — Setelah meraih medali perunggu dua kali beruntun, pemanjat tebing disiplin speed Indonesia, Kiromal Katibin, akhirnya meraih medali emas pertamanya di Piala Dunia Panjat Tebing 2025. Medali emas yang diraih di tengah badai dari seri Denver, Colorado, Amerika Serikat, adalah buah konsistensi Kiromal dan akan jadi bekal berharga untuk menatap seri-seri selanjutnya.

Site Subscription Price Supported Countries
FuboTV 5-day free trial, $10–$90/month USA, Canada, Spain
ESPN+ $11.99/month USA
Fanatiz €6.99–€10.99/month Worldwide
StreamLocator 7-day free trial, no credit card required! $9.90/month Worldwide
Advertisement

Kiromal menjadi juara seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 Denver di tengah badai yang melanda saat perlombaan putaran final, Senin (2/6/2025) pagi WIB. Perlombaan dilaksanakan di tengah kota, di ruang terbuka, sehingga sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) sebagai penyelenggara akhirnya memutuskan bahwa putaran final dibatalkan demi keselamatan atlet. Saat angin kencang datang, para pemanjat tengah melakukan pemanjatan babak 16 besar yang mengawali putaran final.

Semua pemanjat sudah menggunakan kesempatannya beradu kecepatan pada babak 16 besar. Namun, kemudian datang hujan lebat disertai petir sehingga kompetisi terpaksa dihentikan. Tidak ada lagi perlombaan.

Site Subscription Price Supported Countries
FuboTV 5-day free trial, $10–$90/month USA, Canada, Spain
ESPN+ $11.99/month USA
Fanatiz €6.99–€10.99/month Worldwide
StreamLocator 7-day free trial, no credit card required! $9.90/month Worldwide
Advertisement

IFSCPemanjat tebing disiplin ”speed” Indonesia, Kiromal Katibin, berfoto dengan pemanjat tebing Amerika Serikat, Emma Hunt, setelah sama-sama dinobatkan sebagai juara pada seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 Denver, Amerika Serikat, Senin (2/6/2025) pagi WIB.

Berdasarkan keputusan darurat IFSC, hasil dari babak kualifikasi menjadi dasar penentuan peringkat akhir. Alhasil, Kiromal yang merupakan pemanjat tercepat pada babak kualifikasi dengan waktu terbaik 4,83 detik dinobatkan sebagai juara.

Pemanjat tuan rumah Zach Hammer, yang menempati posisi kedua pada babak kualifikasi dengan waktu terbaik 4,88 detik, berhak meraih medali perak. Pemanjat tuan rumah lainnya sekaligus pemegang rekor dunia, Samuel Watson, meraih perunggu dengan waktu terbaik 4,89 detik.

”Saya senang karena akhirnya bisa meraih medali emas. Walaupun sebenarnya saya tidak berharap (meraihnya) dengan cuaca begini, tapi apa pun itu saya sudah menampilkan yang terbaik,” ucap Kiromal.

Site Subscription Price Supported Countries
FuboTV 5-day free trial, $10–$90/month USA, Canada, Spain
ESPN+ $11.99/month USA
Fanatiz €6.99–€10.99/month Worldwide
StreamLocator 7-day free trial, no credit card required! $9.90/month Worldwide
Advertisement

Kiromal sebenarnya sudah memastikan tiket ke perempat final setelah finis dengan waktu 4,87 detik saat beradu kecepatan dengan wakil Italia, Alessandro Boulos. Pada babak perempat final, pemanjat asal Batang, Jawa Tengah, ini harusnya berhadapan dengan Michael Hom (AS).

IFSCAngin kencang melanda Denver, Colorado, Amerika Serikat, saat perlombaan babak 16 besar seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 antara pemanjat Indonesia, Kiromal Katibin, dan atlet Italia, Alessandro Boulos, pada Senin (2/6/2025) pagi WIB.

Namun, dengan keputusan dari IFSC, perlombaan akhirnya dihentikan. Lagipula, saat Kiromal memanjat, misalnya, angin sudah terlihat kencang. Angin itu membawa debu yang akan mengganggu atlet saat berlomba.

Kiromal mengatakan, angin kencang saat dia tampil pada babak 16 besar itu sebenarnya tidak berpengaruh pada kemampuannya memanjat. Pemanjat berusia 24 tahun ini membuktikannya dengan tetap menjadi pemanjat tercepat pada babak tersebut.

Meski demikian, kata Kiromal, angin kencang memengaruhi tubuhnya saat pemanasan. Tubuhnya menjadi lebih mudah dingin lagi sehingga harus terus-menerus pemanasan.

Namun, Kiromal menunjukkan tetap konsisten memanjat di bawah 5 detik meski belum bisa mendekati atau melampaui catatan waktu personal terbaiknya, 4,75 detik. Saat kualifikasi, dia berhasil finis dalam waktu 4,912 detik pada pemanjatan pertama di jalur A. Baru pada pemanjatan kedua, dia menajamkan catatan waktunya menjadi 4,83 detik.

IFSC

Pemanjat tebing disiplin ”speed” atau kecepatan Indonesia, Kiromal Katibin, tampil pada sesi kualifikasi seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Denver, Amerika Serikat, Sabtu (31/5/2025) sore waktu setempat atau Minggu pagi WIB.

Ketika tampil di seri sebelumnya di Bali, Indonesia, pada Mei lalu, Kiromal hanya sekali finis di atas 5 detik, yakni saat mencatatkan waktu 6,72 detik pada babak semifinal. Dia sempat terpeleset sebelum kemudian melanjutkan pemanjatan.

Adapun di Wujiang, China, sebagai seri Piala Dunia Panjat Tebing disiplin speed tahun ini, pada April lalu, Kiromal selalu bisa finis dalam waktu di bawah 5 detik. Konsistensi yang terus terjaga dalam tiga seri inilah yang membawa Kiromal pada medali emas.

Terlepas dari gelar juara yang diraih dalam kondisi tidak ideal, Kiromal akhirnya ”pecah telur” setelah pada dua seri sebelumnya kerap meraih medali perunggu. Baik di seri Wujiang maupun China, langkahnya selalu terhenti pada semifinal. Dia kemudian memenangi small final atau perebutan medali perunggu.

Medali emas di Denver adalah yang pertama bagi Kiromal selama seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 sekaligus medali emas kedua Kiromal saat berlaga di Amerika Serikat. Emas pertamanya di negara tersebut diraih saat seri Piala Dunia 2022 Salt Lake City.

AP/RICK BOWMERKiromal Katibin dari Indonesia berlaga di kualifikasi panjat tebing cepat putra dalam Piala Dunia Panjat Tebing pada hari Jumat, 20 Mei 2022, di Salt Lake City.

Saat itu, Kiromal tidak hanya meraih medali emas, tetapi juga menajamkan rekor dunia atas namanya sendiri dengan 5,10 detik. Bersama pemanjat tebing Indonesia lainnya, Veddriq Leonardo, Kiromal kerap bergantian memecahkan rekor dunia sejak 2021.

Pemecahan rekor dunia jadi ambisi dan target Kiromal tahun ini. Setelah menjadi manusia pertama yang memanjat dinding dalam waktu 5 detik pada seri Piala Dunia 2022 Chamonix, nama Kiromal ”hilang” dalam daftar pencetak rekor dunia. Dia ingin kembali masuk ke daftar tersebut.

Untuk itu, Kiromal bertekad untuk terus menajamkan catatan waktunya. Rekor dunia saat ini dipegang oleh Samuel Watson (AS) yang mencatatkan waktu 4,64 detik di seri Piala Dunia 2025 Bali.

Medali emas di Denver ini jadi modal berharga Kiromal untuk menatap seri-seri selanjutnya dengan ambisi pemecahan rekor dunia tersebut. ”Tetap saya harus berlatih agar bisa memanjat lebih tenang lagi dan bisa percaya diri ke depannya,” ucapnya.

Manajer tim panjat tebing Indonesia, M Rizali Umarella, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian Kiromal. Dia menekankan, konsistensi dan fokus jadi kunci utama kemenangan Kiromal.

”Meski kondisi cuaca memaksa putaran final dibatalkan, dia sudah menunjukkan performa terbaiknya di saat yang krusial. Ini adalah buah dari latihan keras dan kerja tim yang luar biasa,” ujar Rizali.

FOTO AP/RICK BOWMERKiromal Katibin, juara dari Indonesia, berdiri di podium bersama Noah Bratschi, peringkat kedua dari Amerika Serikat, dan Veddriq Leonardo, peringkat ketiga dari Indonesia, setelah final panjat tebing ”speed” putra di Piala Dunia Panjat Tebing pada Jumat, 20 Mei 2022, di Salt Lake City.

Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid juga turut menyampaikan apresiasi. ”Prestasi ini membuktikan bahwa anak bangsa mampu bersaing dan menjadi juara di panggung dunia. Ini bukan hanya kemenangan Kiromal, tapi kemenangan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Yenny.

Selain Kiromal, Indonesia juga diwakili oleh Alfian Muhammad Fajri, di Denver. Namun, langkah Fajri terhenti pada babak kualifikasi. Fajri menempati peringkat ke-24 dengan catatan waktu terbaik 5,30 detik. Kendati lebih tajam dari catatan waktu pada pemanjatan pertama dengan 5,49 detik, hasil itu belum cukup untuk membuatnya lolos ke putaran final.

DENVER, SENIN — Setelah meraih medali perunggu dua kali beruntun, pemanjat tebing disiplin speed Indonesia, Kiromal Katibin, akhirnya meraih medali emas pertamanya di Piala Dunia Panjat Tebing 2025. Medali emas yang diraih di tengah badai dari seri Denver, Colorado, Amerika Serikat, adalah buah konsistensi Kiromal dan akan jadi bekal berharga untuk menatap seri-seri selanjutnya.

Kiromal menjadi juara seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 Denver di tengah badai yang melanda saat perlombaan putaran final, Senin (2/6/2025) pagi WIB. Perlombaan dilaksanakan di tengah kota, di ruang terbuka, sehingga sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) sebagai penyelenggara akhirnya memutuskan bahwa putaran final dibatalkan demi keselamatan atlet. Saat angin kencang datang, para pemanjat tengah melakukan pemanjatan babak 16 besar yang mengawali putaran final.

Semua pemanjat sudah menggunakan kesempatannya beradu kecepatan pada babak 16 besar. Namun, kemudian datang hujan lebat disertai petir sehingga kompetisi terpaksa dihentikan. Tidak ada lagi perlombaan.

IFSCPemanjat tebing disiplin ”speed” Indonesia, Kiromal Katibin, berfoto dengan pemanjat tebing Amerika Serikat, Emma Hunt, setelah sama-sama dinobatkan sebagai juara pada seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 Denver, Amerika Serikat, Senin (2/6/2025) pagi WIB.

Berdasarkan keputusan darurat IFSC, hasil dari babak kualifikasi menjadi dasar penentuan peringkat akhir. Alhasil, Kiromal yang merupakan pemanjat tercepat pada babak kualifikasi dengan waktu terbaik 4,83 detik dinobatkan sebagai juara.

Pemanjat tuan rumah Zach Hammer, yang menempati posisi kedua pada babak kualifikasi dengan waktu terbaik 4,88 detik, berhak meraih medali perak. Pemanjat tuan rumah lainnya sekaligus pemegang rekor dunia, Samuel Watson, meraih perunggu dengan waktu terbaik 4,89 detik.

”Saya senang karena akhirnya bisa meraih medali emas. Walaupun sebenarnya saya tidak berharap (meraihnya) dengan cuaca begini, tapi apa pun itu saya sudah menampilkan yang terbaik,” ucap Kiromal.

Kiromal sebenarnya sudah memastikan tiket ke perempat final setelah finis dengan waktu 4,87 detik saat beradu kecepatan dengan wakil Italia, Alessandro Boulos. Pada babak perempat final, pemanjat asal Batang, Jawa Tengah, ini harusnya berhadapan dengan Michael Hom (AS).

IFSCAngin kencang melanda Denver, Colorado, Amerika Serikat, saat perlombaan babak 16 besar seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 antara pemanjat Indonesia, Kiromal Katibin, dan atlet Italia, Alessandro Boulos, pada Senin (2/6/2025) pagi WIB.

Namun, dengan keputusan dari IFSC, perlombaan akhirnya dihentikan. Lagipula, saat Kiromal memanjat, misalnya, angin sudah terlihat kencang. Angin itu membawa debu yang akan mengganggu atlet saat berlomba.

Kiromal mengatakan, angin kencang saat dia tampil pada babak 16 besar itu sebenarnya tidak berpengaruh pada kemampuannya memanjat. Pemanjat berusia 24 tahun ini membuktikannya dengan tetap menjadi pemanjat tercepat pada babak tersebut.

Meski demikian, kata Kiromal, angin kencang memengaruhi tubuhnya saat pemanasan. Tubuhnya menjadi lebih mudah dingin lagi sehingga harus terus-menerus pemanasan.

Namun, Kiromal menunjukkan tetap konsisten memanjat di bawah 5 detik meski belum bisa mendekati atau melampaui catatan waktu personal terbaiknya, 4,75 detik. Saat kualifikasi, dia berhasil finis dalam waktu 4,912 detik pada pemanjatan pertama di jalur A. Baru pada pemanjatan kedua, dia menajamkan catatan waktunya menjadi 4,83 detik.

IFSC

Pemanjat tebing disiplin ”speed” atau kecepatan Indonesia, Kiromal Katibin, tampil pada sesi kualifikasi seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Denver, Amerika Serikat, Sabtu (31/5/2025) sore waktu setempat atau Minggu pagi WIB.

Ketika tampil di seri sebelumnya di Bali, Indonesia, pada Mei lalu, Kiromal hanya sekali finis di atas 5 detik, yakni saat mencatatkan waktu 6,72 detik pada babak semifinal. Dia sempat terpeleset sebelum kemudian melanjutkan pemanjatan.

Adapun di Wujiang, China, sebagai seri Piala Dunia Panjat Tebing disiplin speed tahun ini, pada April lalu, Kiromal selalu bisa finis dalam waktu di bawah 5 detik. Konsistensi yang terus terjaga dalam tiga seri inilah yang membawa Kiromal pada medali emas.

Terlepas dari gelar juara yang diraih dalam kondisi tidak ideal, Kiromal akhirnya ”pecah telur” setelah pada dua seri sebelumnya kerap meraih medali perunggu. Baik di seri Wujiang maupun China, langkahnya selalu terhenti pada semifinal. Dia kemudian memenangi small final atau perebutan medali perunggu.

Medali emas di Denver adalah yang pertama bagi Kiromal selama seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 sekaligus medali emas kedua Kiromal saat berlaga di Amerika Serikat. Emas pertamanya di negara tersebut diraih saat seri Piala Dunia 2022 Salt Lake City.

AP/RICK BOWMERKiromal Katibin dari Indonesia berlaga di kualifikasi panjat tebing cepat putra dalam Piala Dunia Panjat Tebing pada hari Jumat, 20 Mei 2022, di Salt Lake City.

Saat itu, Kiromal tidak hanya meraih medali emas, tetapi juga menajamkan rekor dunia atas namanya sendiri dengan 5,10 detik. Bersama pemanjat tebing Indonesia lainnya, Veddriq Leonardo, Kiromal kerap bergantian memecahkan rekor dunia sejak 2021.

Pemecahan rekor dunia jadi ambisi dan target Kiromal tahun ini. Setelah menjadi manusia pertama yang memanjat dinding dalam waktu 5 detik pada seri Piala Dunia 2022 Chamonix, nama Kiromal ”hilang” dalam daftar pencetak rekor dunia. Dia ingin kembali masuk ke daftar tersebut.

Untuk itu, Kiromal bertekad untuk terus menajamkan catatan waktunya. Rekor dunia saat ini dipegang oleh Samuel Watson (AS) yang mencatatkan waktu 4,64 detik di seri Piala Dunia 2025 Bali.

Medali emas di Denver ini jadi modal berharga Kiromal untuk menatap seri-seri selanjutnya dengan ambisi pemecahan rekor dunia tersebut. ”Tetap saya harus berlatih agar bisa memanjat lebih tenang lagi dan bisa percaya diri ke depannya,” ucapnya.

Manajer tim panjat tebing Indonesia, M Rizali Umarella, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian Kiromal. Dia menekankan, konsistensi dan fokus jadi kunci utama kemenangan Kiromal.

”Meski kondisi cuaca memaksa putaran final dibatalkan, dia sudah menunjukkan performa terbaiknya di saat yang krusial. Ini adalah buah dari latihan keras dan kerja tim yang luar biasa,” ujar Rizali.

FOTO AP/RICK BOWMERKiromal Katibin, juara dari Indonesia, berdiri di podium bersama Noah Bratschi, peringkat kedua dari Amerika Serikat, dan Veddriq Leonardo, peringkat ketiga dari Indonesia, setelah final panjat tebing ”speed” putra di Piala Dunia Panjat Tebing pada Jumat, 20 Mei 2022, di Salt Lake City.

Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid juga turut menyampaikan apresiasi. ”Prestasi ini membuktikan bahwa anak bangsa mampu bersaing dan menjadi juara di panggung dunia. Ini bukan hanya kemenangan Kiromal, tapi kemenangan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Yenny.

Selain Kiromal, Indonesia juga diwakili oleh Alfian Muhammad Fajri, di Denver. Namun, langkah Fajri terhenti pada babak kualifikasi. Fajri menempati peringkat ke-24 dengan catatan waktu terbaik 5,30 detik. Kendati lebih tajam dari catatan waktu pada pemanjatan pertama dengan 5,49 detik, hasil itu belum cukup untuk membuatnya lolos ke putaran final.

Related Posts